Filmsurga yang tak dirindukan yang dibintangi Fedi nuril dan Laudya Cinthya Bella diangkat dari novel karya Asma Nadia. Novel terlaris dan sudah menyabet predikat novel terbaik Islamic Book Fair Award 2014. Alur cerita dan titik klimaks film pun dibuat teratur. Film ini sangat cocok dinikmati bagi Anda yang ingin tahu sisi berbeda dari
BeliNovel Surga Yang Tak Dirindukan "Asma Nadia" (Harga Diskon). Harga Murah di Lapak Books shop. Telah Terjual Lebih Dari 22. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak.
Apakahsebaiknya membaca Surga yang Tak Dirindukan, Cinta Laki-laki Biasa, atau judul lainnya? Selain dikemas dalam bahasa yang ringan, biasanya novel islami memiliki alur cerita yang membuat pembacanya dapat terinspirasi. Melalui artikel ini, kami akan merekomendasikan sepuluh buku novel islami terbaru dari berbagai tema. Kami juga akan
Ya sejak tiga tahun terakhir dunia perfilman Indonesia diwarnai oleh beberapa film yang ceritanya diadaptasi dari novel yang laris di pasaran. Sebut saja seperti Winter in Tokyo (2016), Surga Yang Tak Dirindukan 2 (2016), Dilan (2017), Dear Nathan (2017), Danur (2017), Hujan di Bulan Juni (2017), Bumi Manusia (2019) dan masih banyak lagi.
.
EKRANISASI NOVEL KE FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN Ecranisation of Surga yang Tak Dirindukan Novel to FilmEKRANISASI NOVEL KE FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN Ecranisation of Surga yang Tak Dirindukan Novel to FilmSurga yang Tak Dirindukan novel is interested to be studied using ecranisation since it implies special message, a polemic in society, mainly focused on a woman, it is called polygamy. The novel attracts the writer to analyze assumptions of Asma Nadia's perspective relating to polygamy, whether in the novel or in the film. Ecranisation is the change process or transformation of a literary work, either addition, reduction, or varied change. The writing is qualitative research. Method applied is comparative literature between novel and film. The analysis found out that there is the change in characters number and plot reflecting Asma's sight, considering that when polygamy occurs, then women only should have the patience or leave. Because of, for any reason, polygamy strongly hurt the people involved in. Asma Nadia also seems more tend to drive a man falls in love like a woman does, having loyalty to only one man. Abstrak Novel Surga yang Tak Dirindukan menarik minat untuk dikaji menggunakan ekranisasi karena mengandung pesan khusus, yaitu polemik di dalam masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan, yakni poligami. Novel ini menggugah penulis untuk mengkaji asumsi-asumsi pandangan Asma Nadia mengenai poligami baik dalam film maupun novel. Ekranisasi merupakan proses perubahan atau transformasi sebuah karya sastra baik berupa penambahan, pengurangan, maupun perubahan bervariasi. Tulisan ini merupakan penelitian kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah sastra bandingan antara film dan novel. Analisis menemukan adanya perubahan jumlah tokoh dan alur yang mencerminkan pandangan Asma, yang menganggap bahwa jika terjadi poligami, maka seorang perempuan hanya dapat bersabar atau harus pergi karena bagaimanapun poligami tetap melukai hati orang-orang yang terlibat di dalamnya. Asma Nadia juga tampaknya lebih cenderung mendorong laki-laki untuk mencintai seperti cara seorang perempuan yang jatuh cinta, yakni setia hanya pada satu orang saja.
ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA Oleh AAN OKTA RIANSYAH NIM. Terdapat berbagai karya sastra berbentuk novel yang diubah menjadi sebuah film seperti novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia yang sering mengakibatkan adanya ketidaksesuaian alur antara novel dengan film. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan malur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan alur film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan teknik telaah, baca, dan catat. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Simpulan penelitian pertama; Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. Kedua; Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Ketiga; Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Complication pada novel lebih menceritakan konflik batin dialami Arini, sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Kata Kunci Perbandingan Alur, Novel dan Film Surga Yang Tak Dirindukan ANALISIS PERBANDINGAN ALUR DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN DENGAN FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA PENDAHULUAN Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi. Endraswara 20114 menjelaskan bahwa "Karya sastra pada hakikatnya adalah suatu media mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan segala sesuatu tentang kehidupan manusia". Penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa sebuah karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra dilatarbelakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi diri. Karya sastra mencerminkan sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memuat kebenaran-kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada. Aminuddin 200913 mengemukakan, "Karya sastra adalah hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa sebagai media pengantar, serta memiliki nilai estetika dominan". Sebuah karya sastra merupakan kreasi manusia yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika. Karya sastra sering menceritakan sebuah kisah para tokoh dengan alur melalui penggunaan berbagai perangkat sastra sesuai kondisi sosial budaya waktu karya sastra ditulis. Menurut bentuk atau subjeknya karya sastra memiliki keragaman jenis seperti narasi berupa karya prosa baik novel maupun cerita pendek, puisi, drama, maupun epik. Karya sastra juga dapat berupa tulisan seperti buku maupun media cetak lain. Karya sastra juga dapat berwujud karya sastra lisan untuk diwariskan dari generasi ke generasi seperti legenda maupun cerita rakyat. Salah satu bentuk karya sastra sebagai penuangan ide kreatif pengarang adalah novel. Kusdirantin 20089 mengatakan bahwa "Novel adalah karya sastra dengan imajinasi sekaligus intelek bergabung untuk menggambarkan kehidupan berbentuk satu cerita imajinasi yang selalu diarahkan, dikontrol oleh intelek". Novel menawarkan sebuah dunia, dunia imajinatif, menampilkan rangkaian cerita kehidupan seseorang dilengkapi peristiwa, permasalahan, penonjolan watak setiap tokohnya. Pengarang melalui sebuah novel berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca pada gambaran-gambaran realita kehidupan tokoh novel melalui cerita yang terkandung pada novel tersebut. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berkaitan unsur intrinsik novel Nurgiyantoro 2010206 menjelaskan bahwa unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur secara langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel sangat bagus. Kemudian, untuk menghasilkan novel bagus juga diperlukan pengolahan bahasa. Bahasa merupakan sarana atau media untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang akan dituangkan sebuah karya yaitu salah satunya novel tersebut. Unsur intrinsik novel merupakan unsur pembangun novel dari dalam. Keberadaan novel akan dapat dimengerti dan dipahami berdasarkan pemahaman terhadap unsur-unsur di dalam novel itu sendiri. Keberadaan unsur intrinsik novel sangat dipengaruhi unsur ekstrinsik pembangun novel yaitu unsur pembangun novel berasal dari latar belakang kehidupan pengarang. Unsur ekstrinsik meliputi, kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan penulis, keyakinan, pandangan hidup penulis, adat istiadat, situasi politik, persoalan ekonomi serta latar belakang sosial penulis. Penjelasan sebagaimana tersebut menunjukkan bahwa salah satu unsur intrinsik pembangun karya sastra novel adalah alur. Alur biasa juga disebut plot merupakan rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dan kronologis, saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Aminuddin 200983 menyatakan bahwa "Alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita terbentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita". Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi karena pasti ada sebab ditimbulkan dan kemudian peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa lain. Alur merupakan cerita berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadi peristiwa lain. Alur menerangkan urutan peristiwa demi peristiwa dalam suatu karya sastra. Peristiwa demi peristiwa tersebut harus diolah dan disiasati secara kreatif sehingga menjadi suatu hal menarik, khususnya dalam karya sastra. Hal tersebut ditegaskan oleh pendapat Abrams sebagaimana dikutip Nurgiyantoro 2013167 bahwa "Alur dalam sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu". Alur memiliki beberapa struktur. Nurgiyantoro 2013167 menjelaskan bahwa struktur alur adalah tahapan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita saling berkaitan. Struktur alur karya sastra disusun dengan urutan yaitu pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Keberadaan alur menjadikan sebuah karya sastra menjadi lebih menarik sebagaimana halnya pada karya sastra novel. Salah satu novel yang cukup populer ditengah masyarakat dengan alur yang menarik adalah novel berjudul Surga Yang Tak Dirindukan. Novel ini ditulis oleh Asma Nadia atau nama aslinya adalah Asmarani Rosalba. Asma Nadia lahir di Jakarta, pada tanggal 26 maret 1972. Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Novel Surga Yang Tak Dirindukan termasuk novel best seller, karena kategori best seller jika novel mengalami 3 kali cetak ulang, sedangkan untuk novel Surga Yang Tak Dirindukan sendiri telah mengalami 20 kali cetak ulang sampai tahun 2015. Sudah 50 buku Asma Nadia diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan fiksi. Sejak 2011, Asma Nadia menjadi kolumnis tetap rubrik Resonansi di harian nasional Republika Nadia, 2015 372. Menariknya kisah dengan alur yang baik pada novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadikan novel ini sangat laris dipasaran dan bahkan menarik perhatian sutradara film untuk mengubah novel menjadi sebuah film. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal didunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harfiah film adalah cinemathographie berasal dari cinema artinya cahaya. Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, maka harus menggunakan kamera film kualitas bagus Sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita, sejak tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi inspired by atau adapted from karya-karya sastra sebelumnya. Pengadaptasian dari novel ke dalam film ekranisasi biasanya dikarenakan novel tersebut sudah terkenal sehingga masyarakat pada umumnya sudah tidak asing lagi terhadap cerita tersebut sehingga pada akhirnya mendukung aspek komersial. Selain itu, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita dianggap bagus. Sementara untuk penulis skenario, proses adaptasi cukup membantu dalam menggagas sebuah cerita akan disajikan dalam film. Salah satu karya sastra tulis berbentuk novel yang diubah menjadi film adalah novel Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film adalah isi cerita pada novel sangat menarik dan disajikan dengan alur yang sangat bagus. Ekranisasi atau pengubahan novel Surga Yang Tak Dirindukan menjadi sebuah film dilakukan dengan judul film yang sama dengan judul novel yaitu Surga Yang Tak Dirindukan. Dibandingkan dengan novel, film relatif lebih banyak memakai perlambangan sebagai alat pengucapannya. Dengan hanya menampilkan Surga Yang Tak Dirindukan di layar film misalnya, film telah melambangkan suatu kehidupan baru. Dalam novel, untuk melambangkan suatu kehidupan baru memerlukan penjelasan panjang lebar dan berhalaman-halaman, dipihak lain, film hanya membutuhkan beberapa detik untuk itu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan suatu kajian terhadap alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Alasan pemilihan novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah novel ini mengedepankan cerita poligami yang masih dianggap tidak layak diperbincangkan apalagi dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, akan tetapi selain berisi tentang poligami, banyak pesan-pesan positif terdapat didalamnya. Alur cerita pada novel Surga Yang Tak Dirindukan sangat menarik serta konflik batin ditonjolkan dalam novel mampu membuat pembaca terhanyut dan ikut merasakannya. Selain alasan tersebut, novel Surga Yang Tak Dirindukan ini dapat dibaca oleh semua jenis umur mulai dari remaja, dewasa bahkan orang tua. Kajian terhadap novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan difokuskan pada masalah alur atau plot. Ketertarikan peneliti menganalisis alur adalah dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita. Alur dalam sebuah karya sastra memiliki kedudukan sangat penting karena alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain. Sementara itu, proses pemindahan dari sebuah karya sastra novel ke layar film akan menimbulkan berbagai perubahan. Pemindahan bentuk atau media ini tentu tidak bisa menghindari munculnya perubahan. Cerita, tokoh, alur, latar, dan bahkan tema, bisa mengalami perubahan dari bentuk asli karya sastra novel dalam bentuk film. Perubahan tersebut adakalanya pengarang karya sastra novel merasa kecewa. Kekecewaan tersebut tumbuh karena jalan cerita tidak sesuai antara film dengan novel. Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik mengadakan kajian tentang alur novel dan film Surga Yang Tak Dirindukan. Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan komparatif atau perbandingan alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dan alur film Surga Yang Tak Dirindukan. Oleh karena itu pada penelitian ini dirumuskan judul "Analisis Perbandingan Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia". METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan data yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Afrizal 201612 menjelaskan "Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya". Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Danim 201015 mengemukakan bahwa "Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian status kelompok manusia atau suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang". Data pada penelitian ini adalah data berupa kalimat yang terdapat pada novel Surga yang Tak Dirindukan dan data verbal berupa dialog pada film Surga Yang Tak Dirindukan. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Data-data pada penelitian ini diperoleh dari dua sumber utama yaitu sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer merupakan sumber data pokok yang berhubungan langsung dengan judul penelitian dan bersifat mengikat. Sumber data skunder adalah sumber data tambahan sebagai penunjang sumber data primer. Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian. Teknik pengumpulan data digunakan adalah teknik telaah, teknik baca dan teknik catat. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data melalui teknik analisis data. Moleong 2008 94 mengatakan, "Teknik analisis data dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni pertama selama pengumpulan data, kedua setelah data terkumpul, dan ketiga pengumpulan data dilakukan dengan analisis data sementara yang kemudian dilanjutkan setelah data terkumpul semua". Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang dikemukakan oleh Moleong tersebut. Adapun analisis dimaksud pada bagian ini adalah analisis data lanjutan. Tahapannya adalah mengklasifikasikan data yang telah dicatat pada daftar pencatatan data atas kategori-kategori atau klasifikasi. Data diklasifikasikan, dianalisis lebih lanjut, untuk dijadikan dasar menginterpretasikan. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kehadiran berbagai unsur intrinsik dalam karya fiksi dimaksudkan untuk membangun cerita, salah satunya adalah alur. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi pun sering ditekankan pada pembicaraan alur. Tinjauan ini dianggap penting, dikarenakan setiap tahapan alur sebenarnya mengandung semua unsur yang membentuk karya fiksi seperti tokoh, latar, tema, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa. Sehingga lewat pemahaman alur yang baik, pembaca sekaligus memahami penokohan, tema, maupun latar cerita. Seorang pembaca mampu memahami alur dengan baik, setelah terlebih dahulu memahami dua elemen dasar yang membangun alur yaitu konflik dan klimaks. Konflik menyaran pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya. Sedangkan klimaks menurut Stanton adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi dan tidak dapat dihindari lagi kejadiannya Nurgiyantoro, 2012122. Umumnya sebuah novel yang memiliki cerita relatif panjang memiliki konflik dan klimaks lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dalam sebuah novel sering dimunculkan lebih dari satu konflik, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung memiliki konfliknya tersendiri sehingga membangun alur sendiri, walaupun dengan kadar keutamaan yang berbeda. Konflik utama biasanya berupa peristiwa yang bersifat fundamental, membenturkan sifat-sifat tertentu, seperti kejujuran dan kemunafikan, kenaifan dengan pengalaman, atau individualitas dengan kemampuan beradaptasi. Konflik semacam inilah yang menjadi inti struktur cerita, pusat yang pada gilirannya akan tumbuh dan berkembang seiring dengan alur yang terus menerus mengalir. Begitu juga dengan klimaks yang kehadirannya berkaitan erat dengan konflik, dimungkinkan terdapat lebih dari satu dengan kadar keutamaan yang berbeda-beda bergantung pada jumlah konflik yang dibangun. Seringkali, klimaks utama berwujud satu peristiwa yang tidak spektakuler. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, penelitian ini ditekankan pada struktur alur karya sastra meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia disajikan menggunakan alur campuran. Alur campuran merupakan cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur. Biasanya cerita ini dimulai ditengah-tengah. Sementara cerita berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita. Alur campuran pada novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terlihat jelas pada bab I Keajaiban Waktu dimana tokoh utama yaitu Arini mengalami kegelisahan serta kehampaan dalam pernikahannya. Rumah tangga baik istana yang selama ini dibanggakannya terasa mulai goyah karena ketidak jujuran dari suami yaitu Pras. Kegundahan hati Arini tersebut membawa sang tokoh pada masa lalu dimana pertama dia berkenalan dengan Pras. 2. Hasil Penelitian Jenis Alur dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Surga Yang Tak Dirindukan adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2015. Diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan judul sama, film Surga Yang Tak Dirindukan dibintangi oleh Fedi Nurul sebagai Prasetya, seorang arsitek yang terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan nyawanya, Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, istri dan cinta sejati Prasetya, dan Raline Shah sebagai Mei Rose, seorang wanita depresi yang diselamatkan oleh Prasetya dan menimbulkan berbagai konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini. Surga Yang Tak Dirindukan dirilis perdana pada tanggal 15 Juli 2015 dan langsung menjadi salah satu film paling sukses yang dirilis. Film Surga Yang Tak Dirindukan merupakan bentuk dari ekranisasi novel Suga Yang Tak Dirindukan. Pemindahan novel ke layar putih berarti terjadinya perubahan-perubahan pada alat yang dipakai yakni mengubah dunia kata-kata menjadi dunia gambar-gambar bergerak dan berkelanjutan. Perubahan-perubahan terjadi pada semua unsur termasuk alur cerita. Penelitian ini ditekankan pada struktur alur dari film Suga Yang Tak Dirindukan meliputi pengenalan situasi cerita exsposition, pengungkapan peristiwa complication, menuju pada adanya konflik rising action, puncak konflik turning point, dan penyelesaian ending. Berdasarkan analisis terhadap tahap alur ending dapat disimpulkan bahwa penyelesaian konflik disajikan menggunakan alur campuran. Terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. Oleh karenanya dikatakan bahwa alur cerita pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah alur campuran. 3. Persamaan dan Perbedaan Jenis Alur dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan Alur Film Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan alur cerita novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dalam tiga bentuk yaitu terjadinya penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Proses penciutan pada alur dalam novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan terjadi karena beberapa alasan, salah satunya adalah durasi tayang. Seluruh cerita yang ada di dalam film tidak semuanya dapat diceritakan, sehingga sutradara menggambil alur cerita yang dapat disajikan ke dalam film. Cerita yang disajikan tersebut tidak berbelit-belit, sehingga penonton tidak bosan untuk menontonnya. Contoh aspek penciutan pada film Surga Yang Tak Dirindukan adalah Arini yang mengingat masa lalu Prasetya yang diam-diam membangun surga kedua. Arini berbincang dengan Sita tiba-tiba melamun mengingat saat Pras diam-diam menikahi Mei Rose. Peristiwa Arini mengenang masa lalunya terdapat dalam novel, namun tidak dimunculkan di dalam film. Peristiwa tersebut terjadi di ruangan ICU. Selain itu adanya penciutan Arini bertemu dengan Ibu separuh baya setelah mengenang masa lalunya. Pertemuan dengan Ibu separuh baya tersebut dapat menyadarkan dirinya agar ikhlas atas kehadiran seseorang dalam rumah tangganya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa perubahan bervariasi pada alur cerita dari novel ke film Surga Yang Tak Dirindukan berjumlah 11 alur perubahan. Beberapa perubahan terjadi didalam film. Hal tersebut terlihat pada awal cerita film. Alur pada novel dimulai dari pengenalan tokoh Arini menggunakan alur progres dan flash back, sedangkan pada film dimulai dari flash back masa kecil Pras. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. Berdasarkan perbandingan antara alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perubahan alur cerita dari novel pada film. Perubahan tersebut berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian analisis perbandingan alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Jenis alur dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang dikisahkan berjalan secara maju dan mundur. Kisah dalam novel dimulai dengan kisah pada saat Arini sudah menikah dengan Prasetya dan memiliki tiga orang anak. Kemudian dilanjutkan dengan kisah pada saat Arini bertemu dengan Prasetya. Demikian halnya pada kisah-kisah selanjutnya yang dimulai dari progresif berganti flash back secara berurutan. 2. Jenis alur dalam film Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah alur campuran yaitu terjadi progres pada setiap adegan film yang disisipi dengan flash back masa lalu dari para tokoh. 3. Terdapat persamaan dan perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berdasarkan teknik ekranisasi. Perbedaan alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan berwujud penciutan alur, penambahan alur, serta perubahan variasi alur. Meskipun demikian, alur pada novel Surga Yang Tak Dirindukan dan film Surga Yang Tak Dirindukan secara umum adalah sama yaitu menggunakan alur campuran. Perbedaan utama antara alur novel Surga Yang Tak Dirindukan dengan film Surga Yang Tak Dirindukan terletak pada tahap exsposition dimana tokoh-tokoh tambahan tidak disajikan dalam film seperti Ray dan David. Novel lebih menceritakan tentang latar belakang dari keadaan dialami tokoh-tokoh utama, sedangkan film lebih menceritakan konflik batin dialami oleh masing-masing tokoh. Perbedaan juga terletak pada tahap complication dimana pada novel lebih diceritakan konflik batin yang dialami oleh Arini dalam menghadapi semua perubahan sikap dari Pras. Sementara itu, complication pada film lebih banyak menceritakan tentang perjalanan tokoh Pras dan Mei Rose. DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif; Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta Raja Grafindo Persada. Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algensindo. Nadia, Asma. 2015. Jilbab Traveler. Depok AsmaNadia Publishing House. Nadia, Asma. 2014. Surga yang Tak Dirindukan. Jakarta Asma Nadia Publishing House. Budianta, Melani. 2006. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang Indonesiatera. Danim, Sudarwan. 2010. Menjadi Peneliti Kualitatif. Jakarta Rajawali Press. Effendy, Tyas. 2010. Sejarah Perkembangan Perfilman Indonesia. Artikel Pendidikan. Tidak Diterbitkan. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo. Firmansyah, Teguh. 2008. Pengertian Film. Artikel Ilmiah dalam Internet. Tidak Diterbitkan. Posted. Rabu, 02 April 2008. Herdiansyah. 2010. Metode Penelitian Untuk Pendidikan. Jakarta Rajawali Press. Sumardjo, Jacob. 2016. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Penerbit Gramedia. Kosasih, E. 2012. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung CV Yrama Widya. Kusdirantin. 2008. Pengantar Sastra Indonesia. Bandung Angkasa. Leyspianita, Alfi. 2009. Perbandingan Alur dan Latar dalam Ekranisasi Ayat-Ayat Cinta. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta Raja Grafindo Persada. Munaris, Ahmad. 2010. Teori Kesusasteraan. Terjemahan Melani Bunianto. Jakarta Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada Press. Oktami, Nadya. 2016. Alur dalam Novel Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono dan Rancangan Pembelajaran di SMA. Jurnal Ilmiah. Pratista, Sri Kumala. 2008. Analisis Struktur Alur dalam Novel Pergolakan Karya Wildan Yatim. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Rimata Ibrasma. 2011. Perbandingan Cerita Novel dengan Film Di Bawah Lindungan Kabah. Jurnal Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Sadikin, Mustofa. 2011. Kumpulan Sastra Indonesia Pantun, Puisi, Majar, Peribahasa, Kata Mutiara. Jakarta Gudang Ilmu. Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar Teori Sastra. Malang Aditya Media Publishing. Sukardi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Penelitian Untuk Pendidikan dan Psikologi. Bandung Remaja Rosdakarya. Suyanto, Edy. 2012. Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung Universitas Lampung. Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung Angkasa. Wibowo, Hery. 2016. Analisis Sastra Film Kolosal. Artikel Ilmiah Tidak Diterbitkan. Zulfahnur. 2009. Analisis Karya Sastra. Jakarta Komodo Books.
Abstrak - Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. b Peduli Lingkungan. cKreatif. d Toleransi. e Tanggung Jawab. f Kerja Keras. Abstract - In general view a value is embodied within the framework of the culture of society, because culture is one of the value system. At the level of philosophy and culture, Sutan Takdir Alisyahbana and Ki Hajar Dewantara introduce the sense of nationality through the process of crystallizing the nation's cultural concept. In the development of the nation's culture must be based on the social values of the nation that has been playing a major role in advancing the nation of Indonesia. Literary works are a means to convey the message of truth, about what is good and what is bad. Literary works should have positive benefits for the reader. The content of the value stored in the literary works must be extracted to reach the reader. Literary works that provide values as well as utility literary functions provide usefulness to the reader. Implementation of these values will contribute to the formation of individual characters and communities that will be able to pave the core values of the noble so that it can be used as a pilot of national culture formation nationally. In this case, literary works strongly support the formation of one's character caused by the plot of the story. The character of the main character in the novel of the Unwanted Heaven, based on the analysis result consists of six characters of the main character. The characters of the main characters in the novel of Heaven Not Missed, namely a Religious. b Care for the Environment. c Creative. d Tolerance. e Responsibility. f Hard Work. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 53 p-ISSN 2086-6356 e-ISSN 2614-3674 Vol. 8, No. 2, September 2017, Hal. 53-58 KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Rerin Maulinda Sastra Indonesia, Universitas Pamulung, rerin_30 Diterima 03-09-2017 Disetujui 30 -09-2017 Abstrak - Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. b Peduli Lingkungan. cKreatif. d Toleransi. e Tanggung Jawab. f Kerja Keras. Abstract - In general view a value is embodied within the framework of the culture of society, because culture is one of the value system. At the level of philosophy and culture, Sutan Takdir Alisyahbana and Ki Hajar Dewantara introduce the sense of nationality through the process of crystallizing the nation's cultural concept. In the development of the nation's culture must be based on the social values of the nation that has been playing a major role in advancing the nation of Indonesia. Literary works are a means to convey the message of truth, about what is good and what is bad. Literary works should have positive benefits for the reader. The content of the value stored in the literary works must be extracted to reach the reader. Literary works that provide values as well as utility literary functions provide usefulness to the reader. Implementation of these values will contribute to the formation of individual characters and communities that will be able to pave the core values of the noble so that it can be used as a pilot of national culture formation nationally. In this case, literary works strongly support the formation of one's character caused by the plot of the story. The character of the main character in the novel of the Unwanted Heaven, based on the analysis result consists of six characters of the main character. The characters of the main characters in the novel of Heaven Not Missed, namely a Religious. b Care for the Environment. c Creative. d Tolerance. e Responsibility. f Hard Tokoh Novel dan Sastra ———————————————————— A. LATAR BELAKANG Bangsa yang maju tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih, atau kekayaan alamnya, tetapi yang terutama adalah dorongan semangat dan karakternya. Di Indonesia akhir-akhir ini dijumpai fenomena sosial, antara lain penyimpangan yang dilakukan pelajar seperti seks bebas, tawuran, maupun ditemukannya beberapa video tak sepantasya. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan masyarakat mengenai kegagalan pendidikan. Pendidikan selama ini lebih cenderung memberikan porsi yang berlebih pada penanaman aspek-aspek kompetensi hard skills dan kurang memberi porsi yang layak pada penanaman soft skills. Salah satu untuk meminimalkan berbagai masalah di atas adalah dengan membenahi karakter anak bangsa. Jika masyarakat memiliki karakter yang kuat, maka berbagai tindakan amoral dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan pendidikan karakter di dalam 54 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 keluarga, masyarakat dan di sekolah pada khususnya. Salah satu cara untuk membentuk siswa berkarakter di lingkungan sekolah yakni melalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sastra sebagai karya seni tercipta karena adanya energi imajinatif dan luapan perasaan pengarang yang disampaikan secara lisan dan tulisan ke tengah-tengah masyarakat. Sebagai karya seni, karya sastra memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Efek penyumbangsihan pengarang pada kehidupan, nilai-nilai estetika dan etika serta kehidupan yang lengkap ini tidak begitu segera dapat dirasakan. Ia membutuhkan proses dan reproses serta perjalanan waktu Suyitno, 1986 9. Dalam pandangan umum sebuah nilai terwadahi dalam kerangka kebudayaan masyarakat, karena kebudayaan merupakan salah satu sistem nilai. Di tataran filsafat dan kebudayaan, Sutan Takdir Alisyahbana dan Ki Hajar Dewantara mengenalkan rasa kebangsaan itu melalui proses kristalisasi konsep budaya bangsa. Dalam pengembangan budaya bangsa harus berlandaskan pada nilai-nilai sosial bangsa yang selama ini telah berperan besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan yang buruk. Karya sastra seharusnya memberi manfaat positif bagi pembaca. Kandungan nilai yang tersimpan dalam karya sastra harus digali agar sampai kepada pembaca. Karya-karya sastra yang memberikan nilai-nilai sebagaimana fungsi sastra utile memberikan kegunaan kepada pembaca. Penerapan nilai-nilai tersebut akan berkontribusi pada pembentukan karakter individu maupun masyarakat yang akan mampu meretas nilai-nilai inti yang luhur sehingga dapat digunakan sebagai pilot pembentukan budaya bangsa secara nasional. Dalam hal ini, karya sastra sangat mendukung pembentukan karakter sesorang yang disebabkan oleh alur kisahnya. Karya sastra di samping menunjukan sifatnya yang rekreatif, ia juga merupakan dian penerang yang mampu membawa manusia mencari nilai-nilai yang dapat menolongnya untuk menemui hakikat kemanusiaan yang berkepribadian. Karya sastra merepresentasikan nilai-nilai budaya dan sosial kelompok orang tertentu, bukan kebenaran universal dari sifat dasar manusia, dan hanya merupakan salah satu bentuk ekspresi material dari pengalaman manusia. Dalam pengembangan budaya dan karakter bangsa sebagaimana yang disampaikan oleh Dodi Nandika pada pembukaan Seminar Antarbangsa Kesusasteraan Asia Tenggara mengatakan, kemajuan bangsa tergantung kemampuan bangsa dalam mendayagunakan potensi dan karakter. Bagi bangsa yang cerdas, bahasa dan sastra adalah sumberdaya strategis untuk mengembangkan kreasi, inovasi, dan keunggulan peradaban bangsa. Karakter bangsa harus diperkuat antara lain dengan bahasa dan sastra sebagai pilar penting Sugiarti, 2011. Membaca karya sastra secara intensif pada hakikatnya secara tidak sadar merekonstruksi sikap dan kepribadian pembaca. Karya sastra selain sebagai penanaman nilai-nilai karakter juga akan merangsang imajinasi pembaca dalam berpikir kritis melalui rasa ingin tahu terhadap jalan cerita. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Sumber Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik moral knowing, perasaan yang baik atau loving good moral feeling dan perilaku yang baik moral action sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi 1 mengembang-kan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2 membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 3 mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi 1 membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; 2 membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; 3 membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah/ madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Pembentukan karakter pada peserta didik dapat dilakukan dengan media sastra salah satunya novel. Dalam uraian ini, penulis akan membahas macam-macam nilai karakter yang dimiliki tokoh utama pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. B. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pendekatan secara kualitatif. Karena data-data yang dikumpulkan berdasarkan catatan langsung, catatan resmi, catatan lapangan dan lain sebagainya. Sehingga tujuannya menggambarkan secara jelas proses pembelajaran dengan teori yang diangkat. Rerin Maulinda, Karakter Tokoh Utama ….. 55 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menguraikan proses pembelajaran. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa novel Surga yang Tak Dirindukan adalah 1. Metode Pembelajaran Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa novel Surga yang Tak Dirindukan adalah a. Metode diskusi Menurut leal 1990, diskusi memiliki penekanan khusus dalam proses pembelajaran ini karena, “akuisisi pengetahuan oleh peserta didik tidak terbatas pada konstruksi makna yang sifatnya pribadi, melainkan makna itu terentuk dan terbentuk kembali melalui prosese social yang panjang. Selain itu, tidaklah mungkin bagi kita memiliki interpretasi yang relative sahih dan objektif terlepas dari konteks social sebuah komunitas. b. Metode riset atau penelitian Dalam pembelajaran sastra, siswa perlu diajak untuk mendalami dengan lebih jauh persoalan moral yang ada didalam teks, sehingga siswa dapat memahami secara lebih mendalam persoalan-persoalan moral yang terdapat didalam teks. Ini akan dapat membuat para siswa semakin terbuka pemahaman dan wawasannya. 2. Karakter Tokoh Utama Tokoh utama dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia bernama Arini. Arini adalah seorang ibu rumah tangga yang sholihah dan memiliki tiga orang anak. Novel tersenut menceritakan kehidupan rumah tangga Arini yang semula indah menjadi penuh air mata. Kesedihan Arini timbul karena ada wanita yang mengaku sebagai Nyonya Pras kedua. Hal tersebut membuat Arini tahu bahwa suaminya telah menikah lagi. Dalam novel tersebut Arini banyak memiliki nilai-nilai karakter positif yang dapat diimplikasikan dalam pembelajaran. Adapun Nilai-nilai karakter dari tokoh Arini yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan a. Religius Religius dapat diartikan bersifat keagamaan. Latar belakang tokoh Arini berasal dari agama Islam. Karakter religius diwujudkan dengan taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. Nilai karakter religius pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Kutipan 1 Dan bagi Arini kalimat itu berarti Sabar untuk tidak pacaran. Sabar menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan sekedar meraih kehangatan masa muda. Surga yang tak Dirindukan, 2014 8. Kutipan di atas menggambarkan Arini yang dengan sabar menaati perintah agama untuk tidak berpacaran seperti kebanyakan remaja. Dalam kutipan tersebut, Arini sabar untuk menanti lelaki yang mendekatinya dengan niat menikah dan bukan hanya meraih kehangatan masa muda saja. Arini adalah orang yang sangat menaati perintah agama dalam hubungan antara lelaki dan perempuan. Dalam agama Islam tidak mengenal budaya pacaran dan Arini sangat mematuhi hal itu. Jadi, kutipan di atas menunjukkan karakter Arini yang religius. Kutipan 2 Arini percaya takdir. Dengan keyakinan itu dia telah melewati ribuan hari. Kadang memang keingintahuannya menggelitik. Pangeran mana yang akan Allah kirimkan padanya, bila memang kesempatan itu ada sebelum dia menjadi tawanan kematian? Surga yang tak Dirindukan, 2014 9. Karakter religius dalam tokoh Arini juga dapat dilihat dari kutipan 2 yang menceritakan Arini percaya kepada takdir Allah. Arini yakin bahwa Allah akan mengirimkan pasangan hidup untuknya tanpa harus pacaran terlebih dahulu. Hal tersebut Arini lakukan semata-mata untuk menjadi muslimah yang bertaqwa. Arini ingin menjadi orang yang melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Kutipan 3 Arini menggeleng. Si sulung kontan menghentikan aksi teror bantal ke adiknya. “Kalian sholat sama-sama, lalu kita makan, ya?” Surga yang tak Dirindukan, 2014 13. Kutipan 3 menunjukkan Arini mendidik anaknya sesuai dengan agama Islam. Kutipan tersebut menceritakan tentang Arini yang memerintahkan anak-anaknya agar sholat sama-sama atau berjamaah. Hal tersebut menunjukkan sebagai seorang ibu Arini mendidik anaknya untuk menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Arini menanamkan pilar-pilar agama Islam pada anak-anaknya. Jadi, kutipan di atas menggambarkan karakter Arini yang religius. Kutipan 4 Dia dan Pras melakukan sholat sunah berdua sehabis pernikahan sederhana itu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 29. Karakter religius yang dimiliki Arini juga dilukiskan pada kutipan di atas. Kutipan tersebut menceritakan bahwa Arini orang yang melakukan ibadah-ibadah yang dianjurkan agama Islam. Arini tidak hanya melakukan sholat wajib lima waktu tapi ia juga melakukan sholat sunah. Hal ini membuktikan Arini memiliki karakter religius karena taat dengan perintah Allah. Kutipan 5 Allah, jangan biarkan iman yang sedikit ini terampas waktu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 91. Kutipan di atas merupakan doa yang diungkapkan Arini ketika ia melihat perubahan Lia yang sangat mengejutkan. Lia yang tadinya 56 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 perempuan sholihah kini tidak memakai jilbab lagi dan malah merokok. Hal itu dilakukan Lia setelah bercerai dengan suaminya Benny karena Benny berselingkuh. Arini menyadari Lia kecewa dengan kehidupannya tapi Arini masih tidak percaya dengan hal yang dilihatnya itu. Arini mengucapkan doa pada kutipan di atas. Arini ingin keimanannya tetap terjaga meski waktu terus berjalan. Doa Arini di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius karena ingin selalu beriman kepada Allah. Kutipan 6 Setelah semua bakti itu, Arini merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi istri yang sholihah. Dulu dikiranya itu cukup. Surga yang tak Dirindukan, 2014 110. Sebagai istri yang baik, Arini selalu berusaha maksimal untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Arini telah menjadi istri yang baik bagi suaminya dan anak-anaknya. Arini berusaha menjadi istri yang sholihah. Usaha Arini untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yang sholihah. Jadi kutipan 6 menunjukkan Arini memiliki karakter religius. Kutipan 7 Seperti bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Begitulah hati Arini. Allah… desah Arini dengan lidah yang terasa kelu. Surga yang tak Dirindukan, 2014 226. Kutipan di atas menceritakan hati Arini setelah melihat Pras bersama dengan istri keduanya. Arini merasa sangat sedih dan tidak berdaya. Ia mengumpamakan dirinya bagai bunga rumput yang diempaskan angin pada musim kemarau. Hal itu berarti Arini sangat merasa kecewa dengan Pras. Namun Arini tetap mengingat nama Allah walaupun dalam keadaannya yang sangat sedih dan kecewa. Dalam keadaannya yang tak berdaya, Arini masih bisa menyebut nama Allah meski lidahnya terasa kelu karena masalah besar yang ia hadapi. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki karakter religius. Kutipan 8 Beberapa saat ibu dan anak hanya bertatapan sampai Arini terhenyak bangkit dari tempat duduk dan berlari ke belakang rumah. Memandang anak-anaknya lekat, dengan mata berkaca yang dirambati syukur. Surga yang tak Dirindukan, 2014 256. Kutipan di atas menggambarkan Arini yang bersyukur karena memiliki anak-anak yang sangat ia sayangi. Rasa syukur merupakan wujud terima kasih kepada Allah atas semua hal yang telah diberikan Allah. Arini bersyukur sampai matanya berkaca-kaca karena menyadari karunia Allah begitu indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arini memiliki karakter religius. Kutipan 9 Arininya sholihah. Sholat malamnya rajin. Puasa Senin-Kamis pun rutin. Hari-harinya hanya terisi kesibukan menulis di rumah dan sesekali mengisi seminar. Bahkan hendak pergi ke pasar, atau mengajak anak-anak ke rumah saudara, perempuan itu selalu meminta izinnya. Surga yang tak Dirindukan, 2014 269 Kutipan di atas Arini seorang wanita sholihah yang rajin sholat malam dan puasa Senin-Kamis. Sebagai seorang istri, Arini selalu meminta izin kepada suaminya saat ia ingin keluar rumah. Hal tersebut membuktikan Arini menjalankan kewajibannya sebagai istri sesuai dengan hukum agama Islam. Jadi kutipan di atas menunjukkan Arini memiliki karakter religius. b. Peduli Lingkungan Peduli terhadap lingkungan merupakan saah satu nilai-nilai karakter yang memiliki relevansi terhadap pembelajaran. Peduli lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan di sekitar kita. Peduli lingkungan diperlukan untuk hidup sehat dan terhindar dari berbagai bencana. Berikut ini kutipan yang menunjukkan karakter peduli lingkungan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Arini terpaku di tempatnya. Pelan, matanya menelusuri kamar yang didominasi warna putih. Tempat tidur, lampu meja, lemari dan gorden di kamar itu yang senada itu dulu tampak sempurna di matanya. Dengan tangannya pula ia selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamar, meski tiga anaknya tak jarang memberi pekerjaan ekstra karena kesukaan mereka mengekspansi tiap sudut rumah. Surga yang tak Dirindukan, 2014 3. Kutipan di atas menunjukkan Arini peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Arini selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamarnya. Sebagai ibu rumah tangga, Arini sangat rajin karena menata dan membersihkan kamarnya dengan tangannya sendiri. Hal yang dilakukan Arini tersebut menunjukkan Arini memiliki karakter peduli lingkungan. c. Kreatif Kreatif dapat berarti memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Orang yang kreatif akan melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. Dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia, karakter kreatif dapat dilihat dalam kutipan berikut. Melewati tahun-tahun pernikahan, dia tak pernah menyesali satu hari pun. Istrinya cantik, berprestasi pula. Akhir-akhir ini makin sering Arini menerima undangan untuk bicara dalam forum-forum kepenulisan. Beberapa peghargaan tingkat Rerin Maulinda, Karakter Tokoh Utama ….. 57 nasional pun sering diraih. Surga yang tak Dirindukan, 2014 37. Kutipan di atas menceritakan bahwa Arini adalah seorang penulis. Pras menceritakan karir Arini sebagai penulis dalam kutipan di atas. Arini berprestasi di dunia kepenulisan. Arini juga menerima beberapa penghargaan tingkat nasional untuk karya-karyanya. Karya-karya Arini ini membuktikan bahwa Arini orang yang kreatif. Arini orang yang mampu menghasilkan suatu karya bahkan sampai mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Arini memiliki karakter kreatif. d. Toleransi Toleransi diartikan dengan bersikap atau bersifat toleran. Toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb. yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Karakter toleransi pada novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui dari kutipan berikut ini. Kutipan 1 “Bukan hanya omongan orang. Kamu masih berprasangka baik seperti biasa, Rin. Dunia kita bukan dongeng.” Surga yang tak Dirindukan, 2014 90. Kutipan 1 menggambarkan bahwa Arini orang yang selalu berprasangka baik. Arini tidak pernah menghakimi orang lain secara sepihak. Arini juga menghargai orang lain dan ia tidak sombong sehingga ia selalu berprasangka baik kepada orang lain. Berprasangka baik kepada setiap orang ini membuktikan Arini memiliki karakter toleransi. Kutipan 2 Arini yang aku kenal dengan cerita-cerita Pras memang bukan seorang pemarah. Surga yang tak Dirindukan, 2014 276. Kutipan 2 menceritakan Arini bukan seorang pemarah. Arini mampu bersikap toleransi kepada orang lain sehingga ia tidak mudah marah kepada orang lain. Orang yang tidak memiliki karakter toleransi akan mudah marah, sedangkan Arini tidak mudah marah. Arini bukan seorang pemarah sehingga Arini memiliki nilai karakter toleransi. Kutipan 3 Arini berusaha sekuat tenaga meredam gelegak di hatinya. Dia sangat terluka. Tapi dia bukan perempuan yang terbiasa mengekspresikan kemarahannya. Apalagi mengumbarnya dengan cara tidak terpelajar. Surga yang tak Dirindukan, 2014 279. Kutipan 3 menceritakan perasaan marah Arini saat ia menemui istri kedua suaminya. Arini marah terhadap perempuan yang telah merebut suaminya tersebut. Namun Arini tidak meluapkan kemarahannya. Arini menahan kemarahannya agar ia tidak meluapkannya dengan cara yang tidak terpelajar. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini masih memiliki nilai karakter toleransi meski dengan musuhnya sendiri. e. Tanggung Jawab Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap perannya masing-masing. Tokoh Utama tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Berikut ini kutipan novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia yang memuat nilai karakter tanggung jawab. Semula Arini ingin melabrak Pras. Mencaci maki, memukul dan menendangnya kalau perlu. Tapi dia seorang istri. Dan sejak kecil Arini melihat betapa hormat ibu kepada bapak. Ibu tidak pernah merengut, marah apalagi berkata kasar. Surga yang tak Dirindukan, 2014 107. Kutipan di atas menceritakan keingin Arini yang ingin melabrak Pras karena Pras memiliki istri lagi. Namun keinginan itu ia urungkan karena mengingat tanggung jawab seorang istri. Tanggung jawab seorang istri adalah merawat suaminya dan menghormai suaminya. Arini mempelajari itu dari ibunya yang tidak pernah merengut, marah, apalagi berkata kasar pada bapaknya. Tindakan Arini yang menjaga tanggung jawabnya itu membuktikan Arini memiliki karakter tanggung jawab. f. Kerja Keras Kerja keras dapat diartikan suatu usaha yang dilakukan dengan pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Kerja keras juga dapat diwujudkan dengan berusaha sunggung-sungguh dan tak henti-henti. Karakter kerja keras pada tokoh Arini di novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia dapat diketahui melalui kutipan berikut. Arini bangkit dari keterpurukan. Perempuan itu mulai mengetik lagi, jemarinya bermain cepat di atas keyboard. Meski kisah-kisah yang tulisnya tak lagi berakhir bahagia. Surga yang tak Dirindukan, 2014 115. Kutipan di atas menceritakan Arini yang bangkit dari keterpurukannya karena merasa sedih dan kecewa dengan perilku Pras. Namun Arini masih bisa bangkit dari keterpurukan itu. Ia tetap berkarya dengan melanjutkan pengetikan novel yang ia buat. Meski kisah-kisah yang Arini tulis tidak berakhir bahagia, ia tetap melanjutkan karyanya itu. Hal tersebut membuktikan bahwa Arini memiliki nilai karakter kerja keras. Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat beberapa nilai karakter yang relevan dengan pembelajaran. Nilai karakter tersebut meliputi religius, peduli lingkungan, kreatif, peduli sosial, cinta damai, 58 Paedagoria Vol. 8, No. 2, September 2017, hal. 53-58 toleransi, tanggung jawab dan kerja keras. Selain itu, penulis juga menyimpulkan bahwa nilai karakter yang paling dominan dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia adalah nilai religius. D. SIMPULAN DAN SARAN Karakter Tokoh Utama yang terdapat dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, berdasarkan hasil analisis terdiri dari enam karakter tokoh utama. Adapaun karakter tokoh utamadalam novel Surga Yang Tak Dirindukan, yaitu a Religius. Karakter religius diwujudkan dengan taat beribadah, selalu bersyukur kepada Allah, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. b Peduli Lingkungan. Peduli lingkungan dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan di sekitar kita. cKreatif. Orang yang kreatif akan melahirkan karya-karya yang berguna bagi orang lain. Karakter ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peserta didik yang produktif. d Toleransi. Toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb. yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. e Tanggung Jawab. Tokoh Utama tersebut harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. f Kerja Keras. Kerja keras juga dapat diwujudkan dengan berusaha sunggung-sungguh dan tak henti-henti. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada siswa-siswi kelas XI SMK Nusantara yang kooperatif dalam melaksanakan penelitian ini. Selain itu, terima kasi penulia haturkan kepada bapak kepala sekolah dan segenap dewan pimpinan serta guru yang memberikan dukungan dalam mewujudkan penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Argesindo. Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka Widyatama. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada University Press. Pradopo, Rachmad Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Sujarwanto; Jabrohim, 2001. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Tranformasi Sosial Sugiarti, 2011a. “Membangun Karakter Peserta Didik melalui Pembelajaran Sastra”. Makalah International Seminar and the 3 rd Colloqium 18-19 Mei 2011. FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Sugiarti, 2011b. “Kontribusi Sastra dalam Pembentukan Karakter Bangsa”. Mahasiswa FKIP UMM. Sugiarti, 2012. “Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Sastra”. Makalah Seminar Intenasional Bahasa, Sastra dan Budaya Nusantara. Universitas Muhammadiyah Jakarta 16 Februari 2012. Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta PT Hanindita. . ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
alur novel surga yang tak dirindukan